Thursday, May 31, 2012

aik, salah seorang siSTers, jelas sekali tauk, betapa pun sedihnya cerita yang aku sampaikan, respon teman-teman pasti lah tertawa terbahak senang:d, miris kadang, tapi memang selalu begitu kenyataannya *nyengir lebar*. 

dari cerita tragis saat aku dkejar-kejar kamtib, hingga sekedar cerita seorang nenek yang mempitnah ku sebagai perawan tua.  dari sakitnya kaki ku saat melompati pagar yang tidak terkunci, sampai ketololan ku mengira paha adnan sebagai paha kekasihnya.

jelas ini bukan salah mereka, para pendengar dan pembaca. itu karena cara ku bercerita.

"kita kan sepertinya sudah terlanjur biasa dengan pembawaan kanen yang nyaris tanpa kesedihan", aik mengungkapkan alasan
"saat cerita sedih sekalipun, kanen suka menyelipkan hal-hal tambahan seperti anekdot, istilah-istilah segar yg bikin saya terkikik d dalam ceritanya.. Cenderung lebay, ttapi dkemas scara pas", pfuih tambahan dari aik membuat hidung ku terkembang.
"what? lu bilang terkikik? lu ngakak terbahak tauk!", protes aku dengan cengiran lantang

dulu, indah seorang chicers lama sering berkomentar saat aku mulai mempersiapkan kopdar chicers dan calon tunggal buat mc-nya.
"siap siap nen, buat mempermalukan diri sendiri biar semua bisa senang dan tertawa, yah...", gak sekali indah mengatakan itu. karena biasanya aku akan berkata dan bertindak konyol untuk bisa menyegarkan acara saat menjadi pembawa acara:p.

tapi yah, memang begitu... itu lah aku.

*****

siang itu, bersama dengan siSTers dalam emailan. maksud hati bercerita tentang kegagalan keluarga ku, kalah sebelum bertanding badminton dengan keluarga bapak , mengharapkan pelukan hangat, penghapusan airmata yang jatuh, puk puk dibahu, elusan halus dpunggung. ternyata, bencana....

"wkwkwkwk aku ngakak sampe mumu bengong, n menghentikan kunyahan maksi nya...", linah membuka komentarnya
"hah??", aku terkesiap
"Kainnnnnnn....benerannnn deh tobbbb", lanjutnya. mulut ku tetap ternganga.


"nunggu nih blog jadi buku..enak dibacanya..", komentar dekta santai dengan gaya cengirannya yang khas
"gak terharu dek?", tanyaku sambil deg-degan nunggu jawaban dekta
"Enggak kak :)", jawab dekta datar
"elu yakin dek?", aku masih penasaran, karena ini cerita mengharukan
"suwer kak, kagak"
"tolong yah, kali ini sedih...", aku berharap sambil menyekalkan uang gobanan ke tangan dekta
"Suwer ga nolak rejeki", dekta nyengir senang ada tambahan buat bayar cicilan mobil
"tapi yakin 100% harunya gak ada, harunya lagi makan mie sedaap bareng sama anak kehilangan ayam", dekta tetap pada pendirian

may pun datang, dan menyiapkan tangan buat cekalan gobanan dengan gaya khas cueknya.
"Yg ini lebih meng haru kan waakakakakakakkakakaak", tipah terbahak panjang meliat tingkah konyol may
"wuihiiii tipah berani ngetawain may hahahhaa", komentar aku geli
" ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ  ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ ", may hanya tertawa santai sambil mencopot bulumata anti sunami tipah
"pah, gak sedih bacanya?", setengah menghiba aku bertanya ke tipah
"HaHaHaHa HaHaHaHa HaHaHaHa ", tipah menjawab dengan tertawaan panjang
"pah, gak sedih sedikitpun?", aku berharap
"HaHaHaHa HaHaHaHa HaHaHaHa ", lanjut tipah walaupun napas sudah ngos-ngosan
"terharu dong pah!? yah kan??"
"Noooooooooooooooo", tipah menggeleng dengan jawaban ala jibril

tak lama pipih pun datang terbahak lantang
"Wkwkwkwkwkwkkwk"
"Bentar, haru sebelah mananya neh? Ga nemu xixixixi", pipih bergaya membaca ulang blog ku sambil ngakak tak karuan.

seperti ingin berkomplot, cumih dan dinah datang juga dengan tertawa panjang
"wkwkwkwkwwkkskskskss ngakakakk abiss baca crita kanen.."

aku hanya tersenyum kecut, dan mengurut dada yang lapang.

ah ada amih, amih biasanya mudah tersentuh, mengharu biru dan menangis. paling tidak, aku masih punya satu harapan.
"hahahahaha", ah amih pun memulai dengan tertawaan

"mih, gak sedih sedikitpun? plis mih...", aku memegang telapak tangan amih dengan penuh harap
"Sedihhh kanen ternyata ceritana hebohhh pisan  ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ ", jawabnya dengan mengkakak nyaring

aku menghempaskan tubuh lemas.
"gue gagal... gue gagal untuk membuat mereka mengharu biru.. ini kedukaan, keluarga gue kalah sebelum bertanding", aku membeturkan kepala ke dinding, sesegukan.

dan pingsan.


******

dan tentang cara tutur aku saat mengisahkan peristiwa tragis, aik memiliki pandangan yang sepertinya ada benarnya juga. jarang sekali kan aik mendekati kebenaran?

"kuncinya cuman 1, kanen tidak mau dkasihani, sberat apapun beban.. jadi kalo cerita mengalir, tetap ada bumbu optimis dan  pengin si pndengar gak ikut terhanyut deritanya", aik menjabarkan. aku setengah mengganguk

"tapi pendengar  bisa support dengan cara lain", aik menutup pandangannya dengan senyum lebar, seraya mengusap perutnya yang kian membundar.
"jadi, kapan beng-bengnya tiba?", kali ini aik pasang muka serius

aku kabur bersijingkat, menjauh dari pandangan aik. kabuuuuuuurrrrrr!

Friday, May 25, 2012

aku bukan lah perempuan pemalu, mungkin karena waktu aku lebih banyak dkantor, pengenalan ku tentang tetangga sekitar rumah minim sekali.

bayangkan, aku hanya melewati mereka selintasan saat berangkat kerja dan menyapa mereka, sedangkan saat pulang kerja biasanya sudah tiada siapa dsekitaran rumah.

aku baru tauk si ibu itu rumahnya dmana, saat dia sedang berada ddepan rumahnya. kapok juga, aku pernah sok tauk menyapa ibu ibu yang papasan djalan "mauk kemana, bu?, eh ternyata dia mauk pulang kerumahnya hihii. sejak saat itu aku menyapa dengan sapaan umum aja, "punya anak jejaka gak, bu?" atau "ibu belum tauk kan betapa hebatnya sayah kalo jadi mantu ibu?", atau "bu.. emang ibu yakin calon mantu ibu itu lebih baik dari sayah?", yah hanya sapaan-sapaan sederhana seperti itu.

apalagih untuk tauk nama mereka, bu parjo, bu supangat, bu siregar, cang armah, cang imin.. awduh aku menyerah kalah. aku gak tauk mereka, dmanah pula rumahnya.

jadi, bukan salah mereka juga kan, kalo mereka gak tauk sahayah.

seperti waktu itu, saat papi sakit pertama kali, aku memutuskan untuk tidak masuk kerja sabtu itu. kegiatan papi pagi, semua aku kerjakan termasuk belanja untuk masak hari itu, hihhi papi aku multitalenta, lho!.
mungkin itu belanja pertama aku selama 14 taon tinggal didesa itu, aku ditemani dekwit. lewat beberapa rumah, ada seorang ibu ddepan rumahnya.

"wah lagi bersih-bersih, bu", sapa ku manis. kali ini tidak menanyakan sekitar jejaka, karena ibu ini ber-anak perempuan semua, menurut dekwit.
"iyah neng...", ibu itu menjawab dengan senyuman
"mauk kemanah?", ibu itu melanjutkan keakrabannya.
"kewarung nih, mari bu"
"iyah neng.. lagi nginep yah?",

gubrak! aku nyaris terjengkang.
"iyah bu, lagi nginep", biar mudah aku membenarkan. aku pun berlalu sambil melempar-lempar senyuman.

selanjutnya, aku dan dekwit tertawa panjang. "bused... dia kagak tauk yak, udah 14 taon gue tinggal dsinih!".

aku memang tidak terkenal.

*****

aku tauk, tepat dbelakang rumah aku berdiam keluarga rizal. orang kaya dkampung kami. kata papi beliau dulu mantan dubes di german, sekarang tinggal dengan istrinya saja, anak tunggalnya meninggal muda 2 tahun lalu. pak rizal ramah dan juga baik hati, pembantunya banyaaaak sekali, sebetulnya cuma 3 orang, tapi pak rizal mengajak semua keluarga mereka untuk tinggal dirumahnya, baik sekali kan?

dsisi kiri rumahnya, berjejer panjang kamar dan tempat bermain para pembantunya, area itu dberi cat warna abu-abu, sementara rumah utama berwarna putih. rumah itu tanpa pagar hanya semak bunga terompet kuning yang rapi membelukar, dengan jendela besar-besar yang setiap pagi terbuka lebar, keliatan asri dengan pot-pot bunga besar, terasa segar.

biasanya, kalau pak rizal ada keperluan dengan papi, pak rizal akan menuliskan surat dan pembantunya mengantarkan, lalu papi akan datang menyambangi. lucu juga, yah?. andai papi bisa sms-an, pasti akan lebih simpel jadinya. bukan, bukan karena pak rizal tidak sopan, tapi papi yang menginginkan, malu kata papi, rumah kami berdebu.

aku hanya tauk nama dan cerita tentang pak rizal, itu saja. belum pernah aku melihat tampangnya.

hingga suatu saat, papi sakit dan murid, teman dan saudaranya menjenguk. sudah beberapa rombongan dari desa kami. hingga diujung hari, datang 3 orang bapak-bapak.

salah seorang laki-laki tinggi berwajah tampan, usia paruh baya, berperawakan sedang, dengan rambut panjang menyentuh bahu, berkacamata, dengan setelan baju rapi. menyalami aku dan kababay.

"apa kabar?", ucapnya saat menyalami. aku terkesima, dan mencoba membayangkan  apakah aku kenal dengan laki-laki ini. bayangan tak menunjukkan 1 nama. heran juga, ada orang dari desa aku dan menyapa dengan cara seperti itu.

percakapan dan canda antara papi dan murid-muridnya bergulir.
"saya gak enak makan, lemes, liat nasi benci aja bawaanya", papi menggambarkan penyakitnya
"wah ji, kalo benci liat nasi kerumah saya saja, kentang selalu ada", ujar pak rizal, dlanjutkan tawa berderai orang seruangan.

heh? kentang? menu makanan tiap hari??? pasti dari luar negeri..
"kamuh rizal???? laki2 dbelakang rumah sayah? rizal kan??? jawab!", aku cepat mendekat dan mengguncang-guncang bahu pak rizal. hehe, tapi itu hanya dalam hati aku aja lah.

ternyata benar, itu adalah pak rizal, yang berumah tepat dbelakang rumah aku.


*****

pagi itu di bus 605, aku berdiri dibus yang tidak terlalu sesak, ddekat pintu depan. berjalan mendekat seorang ibu tua, mengarah ke arah bus aku.
"uhmmm ini seperti ibu-ibu yang sering lewat rumah aku?", pikir ku
aku perhatikan dalam sebelum ibu-ibu itu makin dekat "tapi ah, kok rasanya gak yakin yah..."

aku berpikir cepat, bagaimana aku harus bersikap. kalau aku sok akrab, ternyata itu bukan ibu-ibu yang aku kenal pasti malu, apalagi ddepan umum. kalau aku diam saja, pasti ibu pikir aku anak muda yang tidak sopan. duh, ibu-ibu itu makin mendekat, dan aku belum memutuskan bagaimana sikap aku.

akhirnya yang mudah aku lakukan, melempar-lempar senyuman. ibu-ibu itu membalas senyuman ku, cukup melegakan.

"mauk kemana, nek?", aku menyapa menggunakan panggilan umum, nenek. biasanya didesa aku memanggil dengan cang, cing, cung. aku masih deg-degan, gak yakin.
"mauk kerumah ayu, nganter undangan", ibu-ibu itu menjawab sedikit detil, tapi tetap belum menjadi satu petunjuk, aku tidak mengenal ayu. uhmm sepertinya dia mengenali aku, tapi aku masih belum 100% yakin.
"nanti turun dmanah, nek?", aku lanjutkan basa basi ku.
"dicilandak, nyambung lagi 612 dah... bapak udah pulang dari rs?"

yeaaaaaaaaaahhh ibu ibu ini benar perempuan tua yang sering lewat drumah akuuuuuu... yakin 100%, karena dia tauk papi masuk rumah sakit dan baru ajah pulang.

kali ini aku gak salah. aku bisa mengenali tetangga aku dan aku dkenal sama tetangga, aku berpikir bangga dengan hati tersenyum lebar.

aku cukup terkenal, bukan?:d





Thursday, May 24, 2012

siapa yang gak kenal susi susanti? pemain bulu tangkis indonesia yang berkali meraih piala uber. siapa yang gak pernah denger susi similikiti?, istri tukul arwana yang kerap disebut namanya saat om tukul berlaga dibukan empat mata.

bagaimana dengan susi miyabi? merasa tidak kenal? wajar saja, mungkin kamuh bukan warga depok atau bukan pencinta makanan inih.

susi miyabi **baca sushi miyabi** inilah yang akhirnya menjadi pilihan rini dan rose untuk menghabiskan uang jatah ulang tahun rini hiiihi.

bukan, bukan karena mereka penggemar berat susi apalagi pecinta artis biru si miyabi. tapi karena mereka ingin tauk aja seperti apa sih rasanya si susi ini. ini adalah pengalaman pertama mereka.

dan aku, sebagai jebolan pemakan susi waktu di hong kong dulu, dinyatakan sebagai pemilih makanannya.
"gampang, percayakan kenikmatan lidah anda dtangan yang benar!", aku berujar bangga dengan menepuk dada yang kian rata.

gak sampai 30 menit, kami telah tiba didepan susi miyabi, tulisan merah mencolok menyala jelas menjadi penarik mata, semua dekor berwarna cerah, tempat cukup luas dan nyaman. kami memilih duduk pojokan.

"mas, yang rekomendit yang manah ajah", tanya ku cepat saat lembar menu diedarkan
"PLOK!", tabokan keras rini mendarat
"kalo bilang begitu sama masnya, gue juga bisa milih menu", protesnya. hihihihi semua tertawa geli. lah ini kan cara aman yak, daripada salah pilih makanan.

beberapa menu dpilihkan, dan aku membaca baik-baik kandungannya, jangankan rini dan rose, aku juga gak mauk binatang-binatang tak jelas masuk ke kerongkongan. pilihan aman, tanpa binatang mentah, tanpa gurita, tanpa ubur-ubur, tanpa bintang laut, apalagi anjing laut.

3 menu pilihan datang, layaknya orang indonesia pada umumnya, rini pun mengambil gambar makanan hehehe. cantik tampilannya, lumayan kan buat pampang di fb hihiii.

"gemanah cara makannya?, tanya rose
aku menuangkan beberapa cairan dari botol-botol kecil dmeja.
"ini asinan jahe, enak seger", aku mulai gaya memperkenalkan
"ini miyabinya, pedeeeess deh, jangan makan deh kalo gak kuat", aku menunjukkan gumpalan hijau muda dalam stoples kecil, masih dengan gaya sok tauk.
"kok miyabi? wasabi kali...", rose membenarkan
"ah masak sih wasabi?", tetep sok tauk, aku protes walau mulai sadar kalau yang benar itu, yah wasabi hihihii. aku ngangkat rok ke muka, malu.

"ini makanya langsung semuanya?", rini menjempit 1 gulung susi
"iyah, kalo gak kedodoran ntar"

rini mengambil 1 gulung dan memasukan ke mulut, semua. cepat ambil tisu, dan menutupi mulut. mata berkejap-kejap cepat, setengah melotot. wuih, meliat reaksi rini yang ajib itu, rose mencoba keberuntungan dengan mencoba setengahnya saja, hasilnya gulungan tumpah berceceran, rose pun kesibukan membenahi yang berjatuhan, setelah itu keningnya berkernyit dengan bola mata memendar berputar, tak lupa menutupi mulut dengan tisu besar.

kami pun terbahak bahagia.
"pantesan dkasih tisunya gede-gede yah", kata rini
"ternyata buat nutupin mulut yang kepenuhan makanan", rini melanjutkan

bukannya gak perduli dengan tatapan para pramusaji yang menutupi senyumnya melihat polah kami, tapi yah mauk bagaimana lagi, kami harus menyantap 3 set susi ituh...
"gue berani nih makan yang ini..", rose menunjuk susi yang memang gulungannya lebih besar dari yang lain
"hhhahahahaa, lu pikir ini uji nyali pake berani gak berani", komen ku geli

dan hap, rose sukses menelan 1 gulung susi, walaupun tetap menutupi mulutnya dengan tisu hihiii.
"bisa-bisa kram yah mulut kita", komen aku sambil berusahan menelan gumpalan besar dalam mulut ku

walaupun sempat beristirahat makan sambil terkikik geli, akhirya tinggal 2 gulung susi saja. perut kami kenyang, mulut kami keram :d.

kami pun melihat sekeliling, banyak tamu muda mudi datang memenuhi deretan kursi berwarna merah terang.
"eh, keknya mereka makan biasa biasa aja yah", ujar rini dengan mata tetap berkeliling
"gak ada yang pake nutupin tisu tuh..", lanjutnya, diikuti gelak tawa kami, geli sendiri.

kami memesan 1 makanan lagi untuk penutup.
"bayi gurita keknya enak nih..", goda ku, dan aku memanggil pramusaji dan memesan 1 porsi
wuihi, tak lama pesanan datang dengan tampang yang mengharukan, benda sebesar jempol dewasa, terbujur kaku diatas piring, berwarna coklat gelap, dengan kiwir kaki gurita disisinya.

rini membolak-balikan tubuh kaku itu, dan lep! masuk dalam mulut, tanpa tisu, karena ukurannya cukup kecil. aku dan rose menatap wajah rini, ingin tauk seperti apa pancaran rasanya.
"enak nih", kata rini dengan mata berbinar. serta merta aku dan rose mencomot 1.
"enak, ini bukan bayi gurita nih... jamur enoki keknya", komentar rose cerdas.

sementara aku harus memakannya pelan pelan, meyakinkan bahwa jamur enoki terbalut daging itu bisa lewat kerongkongan dalam keadaan hancur, dan uhmm enak rasanya.

alhamdulilah, paling tidak, kami menyudahi perjamuan uji nyali itu dengan kecap nikmat dilidah kami.

makan susi miyabi, gak perlu pake nyali! hihihiii

Wednesday, May 23, 2012

seperti di awal aku berkisah. banyak yang berubah, termasuk pertemanan. ada yang menghilang dan banyak yang datang.

dulu hampir sesak aku bercerita tentang anne dan indah dalam 2 blog aku. sekarang, bisa aku katakan mereka telah hilang. kehidupan baru mereka mungkin telah menempatkan mereka ditempat yang sebenarnya, swami dan anak mereka.

prima alias ndul, masih kerap hadir. entah hanya percakapan singkat di YM, ataupun beberapa kali pertemuan. kehidupan baru tidak merubah ndull, salute.

kompor bekas yang berisikan ekih yunih shintah sholeh anne yantih, bisa dibilang tetap eksis. minus anne, untuk soleh masihlah ada 1-2 pertemuan. dengan ekih yunih shinta yantih, bisa dikatakan komunikasi dan pertemuan jasad masih kerap terjadi. baik yang benar-benar dilaksanakan maupun yang masih dalam bentuk perencanaan hehehe.

iyos ikey imar, masih bagus. cukup bertalian, 2-3 bulan lalu aku sempat bolos bareng ikey dan mengunjungi imar dan iyos. alhamdulillah, tetap sesuatu.

yantih rinih, the marinenti. teman dekat smu ku dulu, masih tetap bagus. pertemuan dan percakapan masih terjadi, walaupun kadang maaf banyak untuk rini, karena yanti dan aku kerap tersandung kesibukan. terutama yanti, belakangan ini pekerjaan begitu menyerap dirinya.

niely dan abang, abang telah aku hilangkan hihihi dan bersama niely aku tetap berkomunikasi. apalagi belakangan niely sering menitipkan baju kerudung manset untuk aku belikan, benar-benar menyenangkan hihi... belanja getuh loh, walaupun bukan untuk diri aku. maklum niely masih di kuala tungkal jambi, perjalanan mode fashion pasti agak lambat, kan?.

*******

yang terbaru. adalah 23 orang teman yang menamai diri siSTers, awalnya sih STers ato lengkapnya scream team. ini adalah anugerah terindah dalam hidup pertemanan aku. dengan ku menjadi 24 orang dalam 1 persekutuan. kebayang seruknya, penuh cintah kasih sayang perhatian walaupun kadang muncul sedikit pertikaian.

suara tingkah pemikiran dari 24 orang perempuan. dengan 24 macam karakter, jenjang usia, latar belakang keluarga, pendidikan dan pekerjaan. begitu berwarna, penuh suka cita dan duka. saling mendukung saling menjatuhkan haahah gak yah, saling mendukung dan menguatkan.

berawal dari chic-ers, anggota milis majalah CHIC, dari kopdar terakhir yang digelar di jambuluwuk, tersaring beberapa chic-ers yang ingin tetap saling perpegangan tangan, dtambah beberapa chic-ers diluar kopdar jambuluwuk. berurutan 1-25 sesuai dengan jenjang usia, dan jelas aku lah yang pertama, ST01.

hampir semua waktu luang aku bersama mereka. bertingkah ceria diimelan setiap harinya. tak ku bayangkan akan seperti apa tanpa siSTers dalam keseharian ku.

aku begitu mencinta mereka, 23 orang adik-adik besar ku.

Sunday, May 20, 2012

soal kumpul mengumpul, keluarga aku emang jagonya. sekejap sms datang, langsung semua berhamburan hehehe, apalagi kalo kuning datang reseknya pake ngajakin berbaju sama, pffuihh yang gak punya bisa langsung belanja, yang belanja tapi gak nemu jadinya belingsatan. entah urusannya nanti ketemuan cuma ngaji bareng, maulidan, ratiban, dengarin ceramah kading. tetep aja sodara-sodara emang dah keranjingan urusan ngumpul bareng.

tapi kali ini beda, walaupun sama-sama menimbulkan kegelisahan hihii. pasalnya yang ngajakin adalah bapak, swaminya kakjana, kakak tertua kami. bapak akan pensiun dan mungkin sudah keinginan sekali untuk mengundang keluarga dari kakjana dan keluarga bapak. acaranya badminton bareng, walah!, adu kekuatan antara dua keluarga, wadoh!.

"futsal aja deh", komen adnan
"bukan lomba mancing yah?", kata abang nasir, swami kabay.
"bisa gak jadi lomba pidato aja?, pinta kading

seminggu sebelum hari H. kading dah sibuk sendiri mempertanyakan kesiapan keluarga kita hahahaha, ngatur strategi, maksudnya ngatur strategi alasan kalo kalah hihiii
"kalo kalah kan kita bisa bilang lagi mikirin papi drumah", alasan kading
"ato pas tinggal kalah satu lagi, pura-pura aja dapet sms dari papi, dminta pulang", lanjutnya yang bikin ngakak para pendengar

walaupun demikian, tetep aja kading ngajak gegayaan dengan bikin kaos seragam, dan jelas dtolak kami, karena pasti penampilan akan memalukan. jelas kami tauk, bapak itu pemain badminton dan adik kakanya juga demikian. rasanya jelas kekalahan memang milik kami hihiii.

*****

aku, kuning, dede sudah menginap dari hari Sabtu. maklum, sudah lama sekali aku gak nginap drumah kakajana.

Minggu pagi, sms datang dari kading menanyakan apakah langsung ke GOR atau ke rumah kakjanah. jiah gayanya kek sang jawara, yah jelaslah ke rumah kakjanah masak mami dtenteng ke GOR sih.

mas yadi, kakak bapak datang. kami pun langsung kasak kusuk dbelakang, mas yadi sudah siap dengan pakaian olahraga dan menenteng raket bersarung lengkap. kami sudah ngakak duluan, karena abang nasir datang melenggang. abang pun gak kalah berkoar, pengen cepet-cepet ke GOR hihii.

kading datang dan fatah, dengan raket telanjang dtenteng, sepertinya punya oji hahahahahaha. kami ngakak abis-abisan.

kekuatan yang sudah ada dari kluarga aku, ihsan, fatah, abang nasir, aji, kading hihiii bolehlah 3 urutan pertama berbadan besar kekar mekar hihiii. dan tetep dengan gaya-gaya.

satu-satu keluarga bapak datang, hihiiii makin lama badannya makin besar dengan perlengkapan lengkap dan mahal katanya. mendadak, abang minta dkerikin dulu, setelah itu fatah yang dikerikin abang, aji dan isan sakit perut, kading mulai pucat. indikasinya mereka mulai ciut nyali melihat kekuatan lawan hahahaha.

dan pasti sudah terbayang kan bagaimana penampilan dua kubu keluarga itu saat pertandingan.
walaupun bapak menenangkan bahwa ditanding bukan antar keluarga, tapi antar kelompok A dan B. hihihi tetep aja tidak membuat tim keluarga kami tenang hahahahaha

*******

bapak menyewa 2 lapangan di GOR rawa lele. kami perempuan semua ikut menyaksikan, walaupun itu membuat keheranan dari para perempuan keluarga bapak. hahahaha maklum kami kan gak pernah ke gor apalagi menyaksikan pertandingan saudara sendiri hihii.

kami banyak membawa makanan minuman bak sedang pelesiran hihiii.

"yang amatir dlapangan sebelah sini yah", seruk bapak. dan langsung mengerti, keluarga kami menempati lapangan untuk amatiran hihiiiihi.
keluarga bapak menempati lapangan sebelahnya, dan pemandangan elok pun mulai terlihat.

keluarga ku ramaaaaaaaaaaaaiii sekali, saat bermain entah memukul biasa ataupun smash pasti diiringi dengan teriakan seruk, yah paling gak seruk menurut mereka. sementara keluarga bapak bermain dengan tangkas tapi tanpa teriakan.

hanya dalam waktu beberapa menit keluarga ku sudah menyelesaikan pertandingan hahahahah sementara keluarga bapak masih tak tek tok sahaja. belum lagi sedikit2 menghentikan permainan hanya untuk berfoto-foto haahaha.

"ih keluarga kita maennya lembut banget sih", komentar dewi, pacar adnan.
hhihihi tapi yah begitulah, modal teriakan. apalagi adnan, tidak memukul aja dia berteriak-teriak lantang. iihhh...

keluarga aku sudah berganti pemain, aku juga ikut bermain dong, mengulangi kesuksesan ku bermain saat di hong kong dulu hahahahha.

eeiiiitttsss keluarga ku yang sudah kelelahan, dhampiri bapak.
"sapah aja yang dah latihan tadi", katanya
"heh???? latian??? artinya kita belom maen????", seruk kami kejengkang

hahahahaha ternyata baru warming up dan keluarga ku sudah kehabisan tenaga hahahaha.

well, akhirnya the real pertandingan dlakukan antar keluarga bapak ajah. tapi paling gak, keluarga kami sudah membuat riuh gor rawa lele, kan?



Saturday, May 19, 2012

hampir tiap hari aku memilih berjalan kaki melintasi bukit dan sungai untuk menuju angkot, dengan rimbunan pohon besar dsekeliling, yang akhirnya membawa aku ke kantor setelah berganti 3 angkot.

ada rasa segar dihati saat melakukannya, dengan hati ceria, selain itu aku juga bisa menghemat sejumlah rupiah, yah walaupun setelah dihitung-hitung potongan keterlambatan ku penghematan itu sangat tidak berarti. tapi yang lebih penting, aku bisa berolahraga dengan bergegas jalan pagi. asik, kan?

aku tidak pernah berpikir akibat lain dengan jalan kaki itu, selain rasa segar, semangat walaupun kadang napas ku sempat tersengal. dan ternyata, ada akibat lainnya juga yah.

pagi itu dibus 605 yang membawa ku dari pasar rebo sampai perampatan ampera, sesak seperti biasa. seorang laki-laki berdiri tepat dibelakang dan sekilas hanya aku lihat ranselnya, karena kepalanya menjulang diatas kepala ku. gak lah, kali ini aku gak berpikir bahwa mungkin laki laki ini jodoh ku:d.

"maaf bu,", ujarnya memulai. uhmm sepertinya jelas dia bukan jodoh ku, karena dia menganggap aku ibu-ibu hihi.
"iyah pak"
"ada ulat dkepala ibu, saya ambilkan yah", lanjutnya
"oh iyah pak, terima kasih", jawab ku tenang
sementara dalam hati ku berteriak whaaaaaatt?????? ulat????? dkepala gue????? andai bukan dalam keadaan terhimpit pasti aku sudah melumpat-lumpat genit.

selanjutnya sang laki-laki menyerahkan ulat yang terbungkus tisu, ugh untung dia tidak meminta tisu dari aku, karena jelas aku gak punya hihiii.
"ibu yang buangkan yah", aku menerima ulat bertisu itu dan melempar jauh keluar pintu, karena jelas posisi laki-laki itu tidak memungkinkan untuk membuang sendiri.
"terima kasih yah pak", aku mengucapkan terima kasih dengan tulus.

selanjutnya, aku merasa-rasa saja, bagaiamana kalo ternyata masih ada ulat lagi dikepala aku, atau malah belatung yang keluar?? yaick! menggelikan, dtemukan seorang perempuan setengah baya dengan kepala mengeluarkan belatung didalam bus kota. cih! aku bergidik sendiri.

sepertinya ulat itu jatuh dari pohon-pohon besar yang aku lewati.


*****

untung saja ini terjadi pada ku. bagaimana kalau dengan tipah? hihihi gak kebayang, minggu lalu saja saat dibus 75 dan ternyata terselip jangkrik ddalamnya, habis sudah tipah menjerit-jerit sekerasnya dan menghentakkan kakinya hahahahaha.

untung dalam hal ini aku cukup jawara, berusaha menangkap dan menepiskannya. walau akhirnya jangkrik itu berhasil ditangkap dengan manisnya oleh sang supir.

"ini cuma jangkrik neng", kata si abang supir
"iyah, karena itu jangkrik bang", tipah menegaskan

well.. paling gak, walaupun aku buta jalan aku cukup jawara urusan serangga. yah gak, pah? hihihiii


bukan perkara mudah, aku tauk itu, menghentikan suatu rasa saat hati bertalu mengatakan sayang. ini bukan pertama kali aku coba, dan aku pernah gagal melakukannya, tapi harusnya kali ini aku lebih bisa.

aku tetap mendengar suara hati itu, yang tetap bertalu saat pikiran ku sedang tidak melakukan sesuatu. kata hati itu terdengar begitu saja, mungkin itu alam bawah sadar? entah. dan lucunya, disuara hati itu, aku memanggil mu dengan panggilan saat kita bertemu dulu, mas sebelum namamu, padahal sudah lama sekali aku tidak memanggil mu begitu, hihihi aneh yah? entah.

yang pasti, kali ini aku lebih berbulat tekat. biasanya saat kamu mengesalkan, aku akan melarikan diri dan menghilang, dan akhirnya aku lupa mengapa aku kesal dan rasa ingin bercengkrama tak menentu membuat akhirnya aku menghubungi mu. tapi kali ini aku sudah membuat penjagaan yang lebih baik, aku menutup akses ku ke kamu atau akses kamu ke aku, aku blok semua no hp kamu, aku blok fb kamu, aku blok hati aku.

besar harapan ku, kali ini aku bisa, berhasil tanpa kamu dalam hidup aku.

suara hati yang seperti datang dari alam bawah sadar itu masih bertalu, semoga cepat berlalu.

Tuesday, May 1, 2012

adalah sebuah kenikmatan memiliki adik kakak dalam jumlah besar:d, aku dikaruniai 3 orang kakak dan 7 orang adik, atau bila aku tambahkan dengan adik-adik dari cabang lain:d alias dari para istri papi yang lain, penambahan jumlah adik aku adalah 6 orang, total aku punya 13 orang adik, wow!.

khasiatnya cukup terasa, seperti saat papi dalam kondisi sakit kemarin. salah satu masalah saat ada seseorang yang sakit adalah siapa yang akan menjagai drumah sakit yah, tapi bagi kami jelas itu bukanlah sebuah masalah. papi mami memiliki stok anak cukup banyak hihihi.

selain ada yang menjagai mami drumah, saat itu biasanya para kaum ibu seperti kuning dan dede, maklum mereka berbalita. dan pastinya mereka sangat piawai dalam urusan menjagai mami dan menyiapkan makanan.

yang menjagai drumah sakit, dalam 1 malam bisa sampai 5 orang, yah angka paling kecil adalah 3 orang, bayangkan! betapa sangat tak terasa sedang berada drumah sakit.  biasanya aku yang tak pernah absen nginap drumah sakit, lalu kabay, lalu ita, lalu kjanah, lalu adnan plus dewi kekasihnya, isan, aji, ndut..

ella dan malik yang dibogor pun, tidak membuat jarak sebagai hambatan, sesering mungkin mereka mendatangi dan menjagai papi.
bahkan ali yang sedang dmadinah pun mempunyai tugas sendiri, setiap hari mendatangi rawdoh untuk berdoa selalu untuk kesehatan dan kebaikan papi. setiap hari telpon atau sms dari ali selalu datang.

dan alhamdulillah, entah karena doa mami yang mujarab atau memang semangat dari anak-anak papi yang tak pernah berhenti, semua menjagai papi dalam keadaan selalu semangat dan sehat. mami selalu mendoakan kami untuk hal itu, dan papi sangat merasakan kebahagiaan dengan kesigapan dan kesiapan anak-anaknya.

dan itu terkatakan jelas oleh papi, papi gak menyangka bahwa anak-anaknya tetap kompak, semangat dan penuh kasih sayang mengurusinya, dan itu terungkapkan dengan suara parau dan mata berkaca-kaca. alhamdulilah kan pih, walaupun anak-anak papi kadang tak terkendali, tapi jelas hanya papi dan mami yang selalu ada dhati.