Monday, April 30, 2012

alhamdulillah, akhirnya papi kembali bersama kami. melanjutkan obat-obat yang diberikan dari rs paru cisarua, tapi papi menolak meneruskan obat-obatan dar dokter internis untuk diabet-nya. okelah, kami ikuti yang penting pengobatan paru terus berjalan.

papi harus diberikan suntikan 60 hari, selain obat minum lainnya. dan penyuntikan dlakukan oleh farida. sayang atau tidak yah, pengobatan berjalan kurang dari 2 minggu papi merasakan tidak ada perubahan yang berarti dan minta diperiksa kembali di rs carolus.

tanpa banyak penolakan, walaupun sebetulnya beberapa orang saudara merasa itu tidak perlu, tak lah mengapa aku mengikutinya.

entah, apakah karena obat-obat yang dberikan lebih mujarab, atau papi merasakan nyaman dan cocok, yang pasti papi memang membaik dengan penanganan dr zainudin dan dr jimmy. rs cisarua benar, memang harus diobati dulu penyakit dalam lainnya, yang di carolus ditemukan juga ada ketidakberesan di lever. sempat membuat aku takut, tapi ternyata pengobatan 1 minggu telah menghasilkan kondisi lever yang membaik.

sekarang papi sudah tidak ada masalah dengan nafsu makan, dperkirakan dalam 1 bulan dr jimmy akan menyerahkan kembali papi ke dr zainudin untuk pengobatan paru-parunya.

secara rutin 1-2 kali dalam 1 minggu kabay akan mengantarkan papi ke rs carolus bersama kading. dan obat-obatan diatur pemberiannya oleh dekwit tiap harinya. bahagianya memiliki saudara-saudara yang penuh kasih berhati mulia, semoga mereka selalu sehat barokah bahagia dalam lindungan allah swt, aamiin.

alhamdulillah, sesuatu kan yah hihiii...

Thursday, April 19, 2012

"Cisarua kan jauh, nanti kalian repot", papi memberi alasan
"disini kalau dingin AC-nya bisa dkecilin, kalo dsanah kan gak bisa dikecilin", tambah papi yang membuat kami geli hiiihi
"dsanah rumah sakit khusus paru pih, jadi pengobatannya pasti lebih mujarab pih..", jawab kabay
"kan rumah sakit sebelumnya papi yang nunjuk, kesdam terus pondok indah, nah sekarang giliran anak-anak yang nunjuk", aku meneruskan
"dsanah enak loh pih, berasa kek di villa, dingin seger dan bisa ngeliat luas ke luar", kata ku
"nanti babay bisa dorong papi dkursi roda, jalan-jalan sekitar rumah sakit", kabay pun menghayal

akhirnya papi berkata iyah, dan aku langsung mengabarkan kepada semua, alhamdulillah. besok pagi jam 6, rencananya kami akan terbang ke cisarua hehehe.

*****

15 april 2012, pagi buta. ibu-ibu udah sibuk semua, kuning dan dedeh, menyiapkan makanan yang akan dbawa ke cisarua nanti. kabay menyiapkan papih. kading menyiapkan kendaraannya. dan aku, sibuk berkontak-kontakan dengan ella yang sudah berposisi di rs cisarua, memastikan bahwa kamar VIP juga tersedia.

sebetulnya lepas subuh tadi papi sempat demam tinggi, langsung aku tes suhu dan berikan obat. alhamdulillah, gak lama panas papi pun sudah menurun.

sekitar jam 7 akhirnya kami baru berangkat. papi masih kelihatan lemah, tapi posisi duduknya mulai sempurna. perjalanan rasanya pun tidak berlarut lama, hanya 1 jam-an saja. Ella dan robi sudah menanti dpinggir jalan, agar kami bisa pas di posisi belok ke rs cisarua.

rumah sakit milik pemerintah ternyata, tempatnya asri dan terbagi-bagi dalam paviliun tergantung kelas kamarnya. kami di paviliun melati, paling depan dengan pemandangan gunung menjulang, asik kan?:d.

sedikit tindakan di ruangan IGD, aku urus administrasi, vip hanya 450rebu dengan deposit 1.5juta saja, repotnya obat harus ditebus per-resep seperti di rs cijantung. gak lama, papi sudah di kamar no 7 paviliun melati.

agak berat rasanya karena aku harus meninggalkan kabay yang berjaga, dan aku sudah berjanji untuk ambil cuti tahunan 3 hari mulai selasa - kamis. malam ini kabay dtemani ella dan robi, keinginan fatah dan aji untuk menemani urung, biasa abang cemburu, cih abang ipar gue satu ituh ckckkck.

*****
pengobatan dan perawatan berjalan, dahak sudah dites dan positip papi kena TB, lanjutan dari tb yang pernah diidap sebelumnya, aku baru ngeh ternyata papi dulu perokok berat dan pernah bolong-bolong parunya. pengobatan 9bulan dengan suntikan 60 hari, kata dokter, ini karena tb kambuhan.

tiap hari resep dkeluarkan setelah dokter memeriksa papi, sekitar 700-900rebu tiap hari.

heran juga, dirumah sakit sebelumnya kondisi gula papi normal-normal saja, dan disini dketahui gula papi 600, aish kaget sekali. papi dtangani oleh dokter internis selain dokter paru. dan ini yang bikin papi hilang kesabaran hihihi, papi gue getow loh!.

papi mulai kelihatan segar dan bisa ke kamar mandi sendiri, banyak obrolan dan saling tertawa, walau napsu makan belum membaik, batuk memang sudah reda, dan karena gulanya papi banyak dipantang makannya, apalagi suntikan insulin dan tes gula setiap 4 jam membuat papi merasa tertekan. dan berujung dmalam itu, papi marah karena aku hanya bisa memberikan roti tawar tanpa mentega, suster melarang untuk memberikan yang lain, bisa comma diabetic, jelas itu membuat aku seram dan mengikuti perintah suster.

"ini narkoba, dan papi gak mauk tergantung insulin, papi udah punya obat dari farida untuk gula papi, papi tauk bagaimana mengatur makan dan gula papi", papi meradang marah. aku dan kjana kabur kedepan hihihi, makan disaung menikmati dinginnya malam cisarua, sementara malik menemani papi ddalam.

"jadi kita pulang besok, pih?, aku menantang saat tengah malam papi masih berkicau kesal
"iyah pulang besok", jawab papi dingin

aku bisa merasakan dan berempati, bagaimana tekanan yang papi merasakan, obat yang begitu banyak, tes gula tiap 4 jam, turun naiknya kadar gula yang bikin tegang saat hasil tes keluar di alat tes gula itu, dan insulin yang terus masuk bila gula masih diatas 200. aku mengerti pih, dan aku mengerti bila papi memilih pulang.

aku langsung koordinasi cepat dengan kading untuk persiapan penjemputan.

*****

19 april, pagi. aku menginformasikan suster pagi, bahwa kami akan pulang.
"baik, nanti harus tanda tangan dulu yah bu", suster memberi infomasi

aku dan kjana terkikik geli juga, masak di 3 rumah sakit semuanya kami harus pulang dengan tandatangan hahahaha. tapi biarlah, yang penting papi senang. yang penting penyakit tb sudah dketahui dan pola pengobatan juga sudah mulai djalankan. masalah diabetes, papi yang tauk solusinya.:d

2 dokter juga tak banyak berkata, saat papi menyatakan akan pulang. proses administrasi disiapkan, sempat membuat ku tegang karena untuk obat yang akan kami bawa pulang semuanya 1.5juta, semoga tidak banyak biaya atas tindakan pemeriksaan yang dlakukan. dan alhamdulillah, yang mesti aku tambahkan tidak sampai 2 juta untuk kamar dan tindakan.

bersama dengan kading kapih kajana, kami mengapit papi menuju jakarta.

menginjak hari ke-5, kami meninggalkan rs paru cisarua. kami pulang.

Tuesday, April 10, 2012

aku lupa siapa namanya, tapi suster itu sangat baik dan perhatian. dia memberikan petunjuk jelas bagaimana harus menyampaikan saat masuk IGD di pi nanti, untuk menghindari vonis langsung masuk ICU. bahkan suster juga membantu mengatur posisi duduk papi dimobil.

sempat deg-degan, walaupun tauk pelepasan infus tidak berdampak buruk karena hanya berisi makanan, tapi mengingat kondisi papi yang lemah, batuk dan dinyatakan menderita jantung kronis. hujan sempat deras mengguyur, untungnya hanya menyisakan gerimis saat kami masuk dalam mobil.

semoga tidak macet, lancar dan papi baik-baik aja. sepanjang jalan hanya pembicaraan ringan, dan sekali mengajak bicara papi agar tidak tertidur. cemas menjadi berlipat saat papi dalam keadaan tertidur.

******

hampir jam 9 malam saat kami disambut oleh tim igd pondok indah. papi langsung ditangani, dan aku kembali menjawab pertanyaan-pertanyaan suster sekitar keluhan dan penyakit papi. pemeriksaan dan tindakan terus dlakukan.

papi kelihatan tenang, batuknya sejenak menghilang dan rasa lapar datang, wow apakah rasa nyaman di rspi ini membuat papi merasa lebih baik. wallahu'alam.

akhirnya hasil rontgen aku serahkan, sempat deg-degan semoga papi tidak langsung di ICU-kan. suster memperkenalkan seorang dokter yang menangani papi, selain dokter wid yang papi pilih. bersama dokter spesialis aku digiring untuk menerangkan hasil rontgen papi.

"ini paru, ini jantung, ini hati", dokter faruk memulai
"paru sebelah kanan bagus, sebelah kiri agak bermasalah, dan paru ini yang akan kita periksa apa penyebabnya, apakah infeksi, tubercluse atau kanker", dokter melanjutkan
aku sedikit tertegun mendengar kata kanker, dan dokter merasakan ketergunan ku itu
"moga hanya infeksi, dan bisa disembuhkan", katanya lagi
"bagaimana dengan jantungnya, dok?", aku bertanya sedikit menggantung, cemas
"oh, jantung bagus, tidak apa-apa", dokter menjawab cepat
"begitu dok? gak ada masalah?", aku menarik napas lega
"iya, tidak ada masalah"

alhamdulillah, sebuah berita gembira dari rs pondok indah.

sementara papi masih ditindaki ditemani oleh kjana dan kbay. aku mengurus administrasinya. ternyata tidak terlalu jauhlah dari info yang aku dapat dari selly, hanya geser sedikit. aku memilih kelas 2, 2 orang dengan harga 550rebu per hari. terasa tenang sambil menunggu petugas mengecek keberadaan kamar.

semoga yang dtakutkan kading bahwa yang ada hanya VIP tidak terjadi, harap ku dalam hati. tapi ternyata benar, petugas menyampaikan bahwa hanya tersisa vip dan super vip saat ini, deg! ugh.. 1.350juta dengan deposit 8juta, aku berdiskusi sejenak dengan kakak walaupun tetap pasti akan kami ambil itu.

aku ambil kamar vip dengan catatan bila nanti ruangan kelas dbawahnya tersedia akan dipindahkan. saat aku menyerahkan uang, petugas menolak nanti saja katanya. entah apakah karena petugas admision tidak tega, entah karena allah sedang menunjukkan kebesarannya:d, transaksi dlakukan jam 12 malam, yang artinya biaya kamar mulai dhitung tanggal 10 april, wow, alhamdulillaaaahhh, aku menghemat 1.350juta:d.

suster menginformasikan bahwa akan ada antibiotik untuk  paru sekitar 400rebu per suntikan dan dibutuhkan 2kali suntikan dalam sehari. suster juga memperlihatkan hasil tes yang dilakukan dan menunjukkkan beberapa hasil yang menunjukkan perlunya suntikan albumin seharga 2juta rupiah per kantong. semuanya kami setujui untuk kebaikan papi.

jam 12 papi masuk ke ruangan, sempat terkejut karena yang dmasuki adalah ruangan vip. surpriisseeee hehehe. malam itu papi dtemani kabay, kajana, isan dan aji. bersama kading dan kapih aku pulang. aku perlu istirahat dan makan, karena ketegangan dua hari belakangan.

setiba drumah, sambil makan aku cerita hal hal menyenagnkan dengan mami, untuk membuat mami merasa tidak khawatir. termasuk dua keajaiban yang kami terima di rspi. alhamdulilah.

malam itu aku tidur lumayan tenang, dsebelah mami.

**********

10 april. aku terbangun, dengan ingatan langsung kepada biaya-biaya rumah sakit. aku akan menggunakan JHT jamsostek aku, aku cukup tenang dan senang dengan pemikiran yang sekejap datang, dan aku bayarkan ke koperasi nanti, juga aku punya kartu kredit itu.

aku masuk kerja hari ini. dan sore nanti aku akan menjaga papi di rs. setiap hari berlalu begitu. dan tetap aku monitor status invoice yang sudah masuk ke kasir, angka pertama yang aku lihat 22juta untuk 3 hari.

kondisi papi sendiri sempat keliatan sangat membaik, tapi berikutnya perkembangan tidak banyak terjadi. bahkan pertanyaan aku apakah sudah dketahui hasilnya, dr faruk menyatakan belum dketahui karena dahak belum keluar. keluarkanlah dok...

paru papi difoto kembali dari dua sisi. saat aku tanya hasilnya, dokter masih menjawab sedang dibandingkan dengan foto sebelumnya. 20 april, kjana dan kapih menanyakan hasil foto dan mendapatkan jawaban menyenangkan, paru papi sudah bagus, alhamdulillah.

sangat dsayangkan, saat ditanyakan kembali dokter menjawab bahwa paru dengan hasil bagus adalah milik pasien lain, ouch! no!. akhirnya aku putuskan untuk menarik papi, karena tidak ada perkembangan serta biaya yang semakin meninggi. sayang, dokter wid menahan.

14 april, aku ambil off dan cepat melayang ke rspi untuk cek billing, status terakhir 26juta, dan jelas aku memutuskan untuk pulang dan tidak ada penahanan:d. dan berhasil, ya iya lah... apa yang mereka bisa perbuat kalau biayanya sudah melampui batas bajet kami.

dan tindakan pengeluaran dahak baru dlakukan saat kami sudah memutuskan pulang, hanya dalam waktu 15 menit inhalasi, dahak papi pun keluar, owwww...

papi pun ingin pulang, dan kami akan pindahkan ke rs paru di cisarua. ella telah cek kamar dan biaya, semua sudah siap, hanya menunggu kedatangan kami.

Monday, April 9, 2012

Senin  9 April 2012, pukul 09:00.

Papi dirontgen, dan beberapa jam kemudian suster meminta aku ke ruangan dokter.
"hasil rontgen ini menyatakan pak doddy memiliki penyakit jantung, menahun" aku tercekat.
"karena disini tidak ada ruangan ICU, kami sarankan untuk drujuk ke rumah sakit lain, dan nanti kami berikan surat pengantarnya untuk mencari kamar. Kondisi sekarang memang sudah stabil, tapi untuk menjaga kondisi seperti dini hari tadi, kita harus berjaga dengan ruangan ICU"
dokter menjelaskan.

aku sedikit merasa tegang, tapi tetap bergerak cepat.
aku mengabarkan kepada saudara-saudara aku, dan bersama malik aku akan mencari rumah sakit. tujuan kami ke rs pasar rebo, binawaluya, dan harapan bunda dengan berbekal rekam medis dan hasil rontgen.

rumah sakit pasar rebo, diarahkan ke ruangan IGD, aku memperlihatkan surat pengantar dan dokter yang bertugas memberikan tanda bahwa pasien harus masuk ICU. lanjut ke bagian informasi ruangan, sedikit terkejut melihat harga kamar, 1juta lebih, ruangan ICU penuh.
"mbak, kondisi papi saya sendiri masih bagus, rs cijantung merujuk rumah sakit berICU bila kondisi down", aku mencoba menjelaskan
"dari hasil pengecekan dokter, pasien harus di ICU", jawaban petugas informasi.

aku dan malik lanjut ke rs binawaluya khusus penyakit jantung, sudah terbayangkan tentang ekslusivnya rumah sakit ini, aku pernah mengunjungi mama prita saat itu. tapi aku tetap mencoba.
setelah hasil rontgen diperiksa, petugas informasi menyampaikan pasien juga harus masuk ICU, daftar harga ruangan membuat aku merinding, kelas 3 1 hari 3juta? wow, dengan deposit 10juta. cukup berat bagi kami.

ruangan tersedia, dan aku mengambil kartu nama rs untuk berjaga bila pilihan tidak ada lagi.

untuk bersiap aku kontak eva dkantor, 10juta dari koperasi pun masuk rekening ku. alhamdulillah.

motor malik kemudian mengarah ke rs harapan bunda, alhamdulillah jarak ke-3 rumah sakit itu tidak terlalu jauh. tapi panas matahari, angka-angka yang mengejutkan, dan pikiran terhadap kondisi papi, membuat aku sedikit merasa lelah.

kembali hasil rontgen papi dicek dokter IGD, dengan hasil yang sama harus masuk ICU, dan seperti rumah sakit lainnya proses berikutnya pengecekan ke bagian informasi. dan wow, lebih menyeramkan apalagi dengan tampilan rumah sakitnya yang terlihat sesak.

sambil melaporkan ke kading, aku pun kembali ke rumah sakit. tugas pencarian rumah sakit akan dilanjutkan oleh kading, kapih, ela dan robi.

sudah pas ditengah hari, sholat dan mencoba makan siang, walaupun susah sekali untuk menelan.

******

rs persahabatan, rs budi asih, rs harapan kita, hasilnya sama papi harus masuk ICU karena kondisi jantungnya, kecuali budi asih mereka menyampaikan bahwa paru papi juga bermasalah. setiap perpindahan rumah sakit, kading mengabarkan, dan semuanya menyatakan penuh ICU.

sudah sore.

akhirnya kami mengambil jalan kedua, keluar dari rs cijantung dan masuk rs lain sebagai pasien baru, tanpa rujukan. dan permintaan ini pun disetujui rs cijantung, sebagai pilihan yang lebih tepat. aku pun membuat pernyataan pulang paksa dan tanda tangan. rs fatmawati yang akan kami tuju, pilihan ini berdasarkan pengalaman kapih yang ke-2 orang tuanya drawat disini. ok, deal!

kami berencana abis isya nanti kami akan berpindah. aku pun menyampaikan ke papi, "pih, kita pindah aja yuk?".
"ngapain pindah?", jawab papi lemah
"kan papi bilang, disini gak ada perubahan.."
"pindah kemanah?", papi agak mengambang
"papi gak mauk ke rs pasar rebo yah"
"gak kok pih, aku gak suka rs ps rebo juga, kalo fatmawati gemanah?"
papi terdiam tidak menjawab, aku mengartikannya sebagai penolakan
"papi emang mo rs manah?", tantang aku:d
"pondok indah", akhirnya keluar kata-kata itu
"ok kita ke pondok indah, aku cek kamar dulu", jawab ku yakin
"emang uangnya ada?", lagi-lagi pertanyaan itu
"beres lah pih.."

jujur sebetulnya aku tertegun, tapi aku maklum karena biasanya papi selalu membawa nyaaji uwan nyaajimang anas kesituh. aku pun mengajak kading berunding cepat.
"emang kamu ada pegangan berapa?", kading memulai ragu
"di atm aku ada 10juta, di kk aku ada 10juta, 20juta insya allah cukup kak.."
"bismillah yah, insya allah ada kemudahan"

aku pun cek kartu rs papi dulu, masih ada, aku cek rspi harga kamar dan deposito. harga kamar sekitar 550rebu utk kelas 1, rasanya masih ok dan tidak perlu deposito.

sepertinya tidak ada kendala. tinggal kami menunggu waktu hingga insya lewat nanti.

bismillah...

Rumah Sakit Cijantung - Kesdam namanya, ini adalah rumah sakit untuk tentara tapi melayani umum juga. Dulu dekwit juga pernah dirawat disini, tak lama.

Aku memilih kamar kelas 1 untuk papi, 2 orang pasien aku pikir tidak lah terlalu mengapa. Menjelang magrib papi dipidahkan ke ruangan Wijaya.

Kabay dan abang pun sudah datang. Kading dan kapih dalam perjalanan dari Bandung menuju Jakata. Adik-adik yang lain juga sudah dalam perjalanan.

"papi ngerepotin anak-anak juga akhirnya", katanya dalam suara yang lemah
"gak lah pih..", kabay menegaskan
"yang penting papi bisa enak makan, dan sehat lagih yah", aku melanjutkan.

Semua datang, aku  dan anas yang menjaga malam itu, seperti permintaan papi agar anas yang menemani.

tapi rasanya ruangan ini terlalu berisik, tetangga sebelah terlalu banyak keluarga yang ikut menginap, aku yakin papi sangat merasa terganggu. aku sms kakak-kakak untuk meminta persetujuan mereka untuk memindahkan papi ke ruangan vip. mereka pun menyetujuinya.

*****
Minggu 8 April 2012.

Setelah cek sana-sini dengan suster dan melihat ruangan yang tersedia aku menyetui ruangan super vip, aku suka ruangannya begitu asri, luas, terbuka, bertaman, seperti layaknya villa. ruangan baru, belum pernah dipakai sebelumnya.

Walaupun papi sempat menolak, tapi aku memaksanya
"papi kan selalu kasih ruangan yang bagus kalo masukin ke rumah sakit, jadi papih juga harus dapat yang bagus"
"ini berapa harganya". masih sempat papi memikirkan biaya
"tenang aja pih, aku kan dapat gratis dari kantor", aku berbohong untuk menenangkannya.

ruangan itu begitu menyenangkan, semua keluarga bisa berkumpul dengan santai dan tenang, bergilir menjagai duduk disisi papi, sekedar mengusap-usap atau bercakap kecil saat papi terjaga.

kondisi papi masih belum berubah. batuk masih terus terasa, bahkan lebih sering menurut ku. dan aku sampaikan ke suster yang bertugas.

malam itu aku, ita dan ndut yang bertugas menjagai papi.

*****
Senin 9 April 2012, pukul 01:20

Batuk papi makin terasa, begitu berulang, dan suster pun memberikan resep obat batuk baru, ndut langsung membelikan diapotik.

Gak tega rasanya, tubuh kurus dan lemah papi tergucang karena batuknya. papi pun kerap mengeluhkan, memohon sama allah, berulang nama allah keluar dari mulutnya. aku dan ita bersiaga terus.

Mungkin karena batuknya begitu beruntun, papi pun mengalami sesak napas. aku dan ita panik, suara papi makin parau dan lemah. aku dan ita takut, takut sekali bila ini waktunya.
"ka, panggil semuanya datang", ita meminta
aku pun segera menelpon dan mengirimkan sms, semua untuk datang.

papih sudah terdiam, napasnya begitu pelan, aku dan ita harus mendekatkan telinga untuk bisa mengetahui apa yang dikatakan papih. aku dan ita sudah tidak dapat menahan airmata, begitu berlinangan.

papi menyampaikan beberapa pesan, hiks, pesan yang begitu mengharukan. papi menyebut nama ihsan, adik ipar aku hiks, dan makin membuat ku merejang, ternyata memang ihsan begitu berarti untuk papi, ihsan memang adik ipar yang penuh perhatian, sayang dan sabar.

semua sudah datang, berkumpul. bersisian dsekitaran papih, kading mulai menuntun papih, hiks sepertinya saatnya benar-benar datang. adnan memimpin bacaan yasin, papi tetap mengikuti bacaan alquran, bahkan terus membaca doa untuk nyaaji uwan dan buyut2, subhanallah.

airmata ku terus deras keluar. apalagi saat menyaksikan papi mengelus-ngelus kepala ita dengan mata terpejam. tubuh ku terasa ringan, airmata terus keluar, aku mulai tiduran dan dipijiti oleh kapih, aku nyaris pingsan.

yasin terus dbacakan, berulang dibacakan. dan terasa sebuah mujizat, papi berangsur tenang, napasnya mulai teratur. hingga subuh datang, papi makin terlihat stabil.

alhamdulilah, papi masih berasama kami..

Sunday, April 8, 2012

Papi sakit, masih nafsu makan yang makin menurun drasakannya, batuknya juga membuat makin terasa payah. Makanan apa aja yang kami tawarkan papi tidak mauk, hanya bubur dan sayur bening saja asupannya.

Ajakan aku ke rumah sakit selalu ditolaknya.

"papi gak mauk ke rumah sakit, papi gak punya uang", katanya
dan cepat aku menjawab "aku punya uang, pih"
"papi gak mauk ngerepotin anak-anak", kata itu terus berulang diucapkan
"gak lah pih, masak repot"

tapi papi tetap bertahan, hanya mengkonsumsi obat dari dokter farida dekat rumah aku.

Sabtu itu aku meminta saudara-saudara ku untuk datang. satu per satu datang, hingga adik yang biasa berkunjung pun datang.

"ngapain pada datang, kan jauh", itu selalu komentar papi
setengah memarahi aku, "aku cuma bilang sama kuning, dan kuning yang kasih tauk semuanya", bela aku.

Berkumpul dikamar, papi tetap tiduran dan bercakap-cakap dengan kami dengan mata terpejam. sedih rasanya.

*******

karena merasa makin lemah, akhirnya papi pun mengalah. di hari sabtu ini, saat aku pulang, dekwit bilang papi ingin diinfus.

"papi mauk ke rumah sakit yah?", rayu aku
"gak, infusnya sama farida ajah"
"tapi farida lama pih, sedang tugas"
"emang kamu punya duit", subhanallah disaat seperti ini papi tetap mempertanyakan itu
"aku punya pih, banyak:, dikepala ku cepat berkejap kartu kredit bni visa yang baru aku terima.
"kita ke kesdam aja yah", papi menunjuk rumah sakit yang tidak terlalu jauh dari rumah kami.

bergegas anas mencari taksi, dan ditemani lia aku bergegas menyiapkan barang-barang yang perlu kami bawa.

tak lama, kami sudah dalam taksi. dan papi tetap duduk disamping pak supir :), untunglah karena aku sendiri tidak begitu yakin untuk mengarahkan supir taksi.

dalam ruangan IGD, papi pun langsung ditangani dan aku menjawab pertanyaan-pertanyaan dari dokter dan suster. Alhamdulillah, papi sudah ditangan yang benar.

Friday, April 6, 2012

Seperti yang aku bilang, semua telah berubah, termasuk papi aku. Papi yang dulu segar bugar dan usia tak memakan tubuhnya, akhirnya datang juga masanya.

Papi menjadi tuwa. usianya menyentuh 74 tahun, dan sejak tahun kemarin keluhan mengenai kerapuhan tubuhnya mulai terasa. dan berujung di bulan ini, papi sering terserang rasa lemah dan tak enak lagi menikmati makanan.

Papi sakit, tapi tidak terlalu dirasakan dan dperlihatkan, tapi kami bisa melihatnya.

Kebiasaan kami kumpul dihari Minggu lebih aku canangkan kepada adik-adik yang biasanya tidak rutin berkunjung, seperti kuning dan ita.

Kami membaca maulid bersama, atau ratiban. Mendengarkan ceramah adnan dan kading, bercanda tiada putus sambil menikmati makanan yang sebetulnya sederhana.

Semoga kehangatan itu bisa membuat papi merasa lebih baik, aamiin ya robbal alaamin.

Wednesday, April 4, 2012

sore itu dikantor.

"kok aku masygul yah", aku lempar sebait sms
"karena aku?", segera dia menjawab
"gak lah..."
"aku bolos kerja ah besok", lanjut ku
"mo kemana?"
"drumah aja, rerebahan hehe"

****

magrib telah lewat.

aku benar-benar masygul, dengan kelebayan airmata mengembang dsudut mata, ku hapus cepat. gerimis datang, dan airmata jatuh bersamaan dengan rintikan hujan.

cepat, gerimis berubah menjadi hujan deras.
"mau pake plastik neng?", abang ojek menawarkan plastik untuk melindungi ku dari hujan
"gak papa, pak", aku mengelak manja:p

hujan makin deras dan setengah badan ku tersimbah air hujan, akhirnya aku putuskan untuk turun dari ojek dan berjalan, mungkin masih sepertiga perjalanan menuju rumah.  lumayan menyenangkan sebetulnya berjalan ditengah hujan, ada rasa sejuk dan tenang. tapi rasa masygul itu sedikit menyesakkan.

****
hari telah menjadi pagi.

masih dalam gelungan selimut, aku memilih beberapa nama dari phone book ku.
"aku demam, semalam naik ojek kehujanan, gak masuk yah", sms ku melayang ke rini rose eva dan nurul.
sms balasan langsung masuk, dengan jawaban standar, ok, dan dengan ucapan harap semoga aku lekas sembuh.

aku kembali menuliskan beberapa bait sms.
"mengenai rencana pertemuan kita minggu ini, sepertinya diundur dulu yah karena kondisi kejiwaan gue lagi gak stabil, ngeri kalo ketemuan ma kalian bisa tambah terguncang jiwa gue hihii"

"okay baiklah. gw pun gak mo ambil resiko buat ketemu lu sebelum lu stabil wkwkwkwkkwkwk", shinta menjawab
"hahahahhahah tuyul!", gak kalah geli aku membalas sms shinta

" hahahhaha aya naon? tetap kutunggu undangan dari mu", eki menyusul
"hahahahaha calon swami kabur bawa maskawin dan seserahan"

"kenapa nen?:d", gaya yanti
"hahahahaha cuma lu tit yg merespon serius, eki sama shinta ngakak2 gila.. lagi galaw tit, laki2 belum balik melaut"
"khan tetep pake senyum lebar ampe gigi gue kering.. elo lagi gak enak badan?"
"elu emang makhluk paling manis dan sopan hahaha walau galak hihi.. kalo sekarang gue gak masuk kerja, rencana 2-3 hari alasan sakit hihi.. males tit..."
"hahahahahaha tumben lu punya rasa malas.."
"akhirnya keluar juga setan lu, ngakakin gue **tepok jidat** dah makan dulu sanah.. met kerja tit"
"thanks manis"

"so kapan? gw next week ke makasar", yuni menjawab serius
"nanti gue kabar lanjut aja yah"

****

hingga hari kembali menjadi malam, aku menikmati kemalas-malasan inih. walau akhirnya hanya 1 hari:d