Sunday, April 8, 2012

Papi sakit, masih nafsu makan yang makin menurun drasakannya, batuknya juga membuat makin terasa payah. Makanan apa aja yang kami tawarkan papi tidak mauk, hanya bubur dan sayur bening saja asupannya.

Ajakan aku ke rumah sakit selalu ditolaknya.

"papi gak mauk ke rumah sakit, papi gak punya uang", katanya
dan cepat aku menjawab "aku punya uang, pih"
"papi gak mauk ngerepotin anak-anak", kata itu terus berulang diucapkan
"gak lah pih, masak repot"

tapi papi tetap bertahan, hanya mengkonsumsi obat dari dokter farida dekat rumah aku.

Sabtu itu aku meminta saudara-saudara ku untuk datang. satu per satu datang, hingga adik yang biasa berkunjung pun datang.

"ngapain pada datang, kan jauh", itu selalu komentar papi
setengah memarahi aku, "aku cuma bilang sama kuning, dan kuning yang kasih tauk semuanya", bela aku.

Berkumpul dikamar, papi tetap tiduran dan bercakap-cakap dengan kami dengan mata terpejam. sedih rasanya.

*******

karena merasa makin lemah, akhirnya papi pun mengalah. di hari sabtu ini, saat aku pulang, dekwit bilang papi ingin diinfus.

"papi mauk ke rumah sakit yah?", rayu aku
"gak, infusnya sama farida ajah"
"tapi farida lama pih, sedang tugas"
"emang kamu punya duit", subhanallah disaat seperti ini papi tetap mempertanyakan itu
"aku punya pih, banyak:, dikepala ku cepat berkejap kartu kredit bni visa yang baru aku terima.
"kita ke kesdam aja yah", papi menunjuk rumah sakit yang tidak terlalu jauh dari rumah kami.

bergegas anas mencari taksi, dan ditemani lia aku bergegas menyiapkan barang-barang yang perlu kami bawa.

tak lama, kami sudah dalam taksi. dan papi tetap duduk disamping pak supir :), untunglah karena aku sendiri tidak begitu yakin untuk mengarahkan supir taksi.

dalam ruangan IGD, papi pun langsung ditangani dan aku menjawab pertanyaan-pertanyaan dari dokter dan suster. Alhamdulillah, papi sudah ditangan yang benar.

No comments:

Post a Comment