Thursday, April 19, 2012

"Cisarua kan jauh, nanti kalian repot", papi memberi alasan
"disini kalau dingin AC-nya bisa dkecilin, kalo dsanah kan gak bisa dikecilin", tambah papi yang membuat kami geli hiiihi
"dsanah rumah sakit khusus paru pih, jadi pengobatannya pasti lebih mujarab pih..", jawab kabay
"kan rumah sakit sebelumnya papi yang nunjuk, kesdam terus pondok indah, nah sekarang giliran anak-anak yang nunjuk", aku meneruskan
"dsanah enak loh pih, berasa kek di villa, dingin seger dan bisa ngeliat luas ke luar", kata ku
"nanti babay bisa dorong papi dkursi roda, jalan-jalan sekitar rumah sakit", kabay pun menghayal

akhirnya papi berkata iyah, dan aku langsung mengabarkan kepada semua, alhamdulillah. besok pagi jam 6, rencananya kami akan terbang ke cisarua hehehe.

*****

15 april 2012, pagi buta. ibu-ibu udah sibuk semua, kuning dan dedeh, menyiapkan makanan yang akan dbawa ke cisarua nanti. kabay menyiapkan papih. kading menyiapkan kendaraannya. dan aku, sibuk berkontak-kontakan dengan ella yang sudah berposisi di rs cisarua, memastikan bahwa kamar VIP juga tersedia.

sebetulnya lepas subuh tadi papi sempat demam tinggi, langsung aku tes suhu dan berikan obat. alhamdulillah, gak lama panas papi pun sudah menurun.

sekitar jam 7 akhirnya kami baru berangkat. papi masih kelihatan lemah, tapi posisi duduknya mulai sempurna. perjalanan rasanya pun tidak berlarut lama, hanya 1 jam-an saja. Ella dan robi sudah menanti dpinggir jalan, agar kami bisa pas di posisi belok ke rs cisarua.

rumah sakit milik pemerintah ternyata, tempatnya asri dan terbagi-bagi dalam paviliun tergantung kelas kamarnya. kami di paviliun melati, paling depan dengan pemandangan gunung menjulang, asik kan?:d.

sedikit tindakan di ruangan IGD, aku urus administrasi, vip hanya 450rebu dengan deposit 1.5juta saja, repotnya obat harus ditebus per-resep seperti di rs cijantung. gak lama, papi sudah di kamar no 7 paviliun melati.

agak berat rasanya karena aku harus meninggalkan kabay yang berjaga, dan aku sudah berjanji untuk ambil cuti tahunan 3 hari mulai selasa - kamis. malam ini kabay dtemani ella dan robi, keinginan fatah dan aji untuk menemani urung, biasa abang cemburu, cih abang ipar gue satu ituh ckckkck.

*****
pengobatan dan perawatan berjalan, dahak sudah dites dan positip papi kena TB, lanjutan dari tb yang pernah diidap sebelumnya, aku baru ngeh ternyata papi dulu perokok berat dan pernah bolong-bolong parunya. pengobatan 9bulan dengan suntikan 60 hari, kata dokter, ini karena tb kambuhan.

tiap hari resep dkeluarkan setelah dokter memeriksa papi, sekitar 700-900rebu tiap hari.

heran juga, dirumah sakit sebelumnya kondisi gula papi normal-normal saja, dan disini dketahui gula papi 600, aish kaget sekali. papi dtangani oleh dokter internis selain dokter paru. dan ini yang bikin papi hilang kesabaran hihihi, papi gue getow loh!.

papi mulai kelihatan segar dan bisa ke kamar mandi sendiri, banyak obrolan dan saling tertawa, walau napsu makan belum membaik, batuk memang sudah reda, dan karena gulanya papi banyak dipantang makannya, apalagi suntikan insulin dan tes gula setiap 4 jam membuat papi merasa tertekan. dan berujung dmalam itu, papi marah karena aku hanya bisa memberikan roti tawar tanpa mentega, suster melarang untuk memberikan yang lain, bisa comma diabetic, jelas itu membuat aku seram dan mengikuti perintah suster.

"ini narkoba, dan papi gak mauk tergantung insulin, papi udah punya obat dari farida untuk gula papi, papi tauk bagaimana mengatur makan dan gula papi", papi meradang marah. aku dan kjana kabur kedepan hihihi, makan disaung menikmati dinginnya malam cisarua, sementara malik menemani papi ddalam.

"jadi kita pulang besok, pih?, aku menantang saat tengah malam papi masih berkicau kesal
"iyah pulang besok", jawab papi dingin

aku bisa merasakan dan berempati, bagaimana tekanan yang papi merasakan, obat yang begitu banyak, tes gula tiap 4 jam, turun naiknya kadar gula yang bikin tegang saat hasil tes keluar di alat tes gula itu, dan insulin yang terus masuk bila gula masih diatas 200. aku mengerti pih, dan aku mengerti bila papi memilih pulang.

aku langsung koordinasi cepat dengan kading untuk persiapan penjemputan.

*****

19 april, pagi. aku menginformasikan suster pagi, bahwa kami akan pulang.
"baik, nanti harus tanda tangan dulu yah bu", suster memberi infomasi

aku dan kjana terkikik geli juga, masak di 3 rumah sakit semuanya kami harus pulang dengan tandatangan hahahaha. tapi biarlah, yang penting papi senang. yang penting penyakit tb sudah dketahui dan pola pengobatan juga sudah mulai djalankan. masalah diabetes, papi yang tauk solusinya.:d

2 dokter juga tak banyak berkata, saat papi menyatakan akan pulang. proses administrasi disiapkan, sempat membuat ku tegang karena untuk obat yang akan kami bawa pulang semuanya 1.5juta, semoga tidak banyak biaya atas tindakan pemeriksaan yang dlakukan. dan alhamdulillah, yang mesti aku tambahkan tidak sampai 2 juta untuk kamar dan tindakan.

bersama dengan kading kapih kajana, kami mengapit papi menuju jakarta.

menginjak hari ke-5, kami meninggalkan rs paru cisarua. kami pulang.

No comments:

Post a Comment