Thursday, May 31, 2012

aik, salah seorang siSTers, jelas sekali tauk, betapa pun sedihnya cerita yang aku sampaikan, respon teman-teman pasti lah tertawa terbahak senang:d, miris kadang, tapi memang selalu begitu kenyataannya *nyengir lebar*. 

dari cerita tragis saat aku dkejar-kejar kamtib, hingga sekedar cerita seorang nenek yang mempitnah ku sebagai perawan tua.  dari sakitnya kaki ku saat melompati pagar yang tidak terkunci, sampai ketololan ku mengira paha adnan sebagai paha kekasihnya.

jelas ini bukan salah mereka, para pendengar dan pembaca. itu karena cara ku bercerita.

"kita kan sepertinya sudah terlanjur biasa dengan pembawaan kanen yang nyaris tanpa kesedihan", aik mengungkapkan alasan
"saat cerita sedih sekalipun, kanen suka menyelipkan hal-hal tambahan seperti anekdot, istilah-istilah segar yg bikin saya terkikik d dalam ceritanya.. Cenderung lebay, ttapi dkemas scara pas", pfuih tambahan dari aik membuat hidung ku terkembang.
"what? lu bilang terkikik? lu ngakak terbahak tauk!", protes aku dengan cengiran lantang

dulu, indah seorang chicers lama sering berkomentar saat aku mulai mempersiapkan kopdar chicers dan calon tunggal buat mc-nya.
"siap siap nen, buat mempermalukan diri sendiri biar semua bisa senang dan tertawa, yah...", gak sekali indah mengatakan itu. karena biasanya aku akan berkata dan bertindak konyol untuk bisa menyegarkan acara saat menjadi pembawa acara:p.

tapi yah, memang begitu... itu lah aku.

*****

siang itu, bersama dengan siSTers dalam emailan. maksud hati bercerita tentang kegagalan keluarga ku, kalah sebelum bertanding badminton dengan keluarga bapak , mengharapkan pelukan hangat, penghapusan airmata yang jatuh, puk puk dibahu, elusan halus dpunggung. ternyata, bencana....

"wkwkwkwk aku ngakak sampe mumu bengong, n menghentikan kunyahan maksi nya...", linah membuka komentarnya
"hah??", aku terkesiap
"Kainnnnnnn....benerannnn deh tobbbb", lanjutnya. mulut ku tetap ternganga.


"nunggu nih blog jadi buku..enak dibacanya..", komentar dekta santai dengan gaya cengirannya yang khas
"gak terharu dek?", tanyaku sambil deg-degan nunggu jawaban dekta
"Enggak kak :)", jawab dekta datar
"elu yakin dek?", aku masih penasaran, karena ini cerita mengharukan
"suwer kak, kagak"
"tolong yah, kali ini sedih...", aku berharap sambil menyekalkan uang gobanan ke tangan dekta
"Suwer ga nolak rejeki", dekta nyengir senang ada tambahan buat bayar cicilan mobil
"tapi yakin 100% harunya gak ada, harunya lagi makan mie sedaap bareng sama anak kehilangan ayam", dekta tetap pada pendirian

may pun datang, dan menyiapkan tangan buat cekalan gobanan dengan gaya khas cueknya.
"Yg ini lebih meng haru kan waakakakakakakkakakaak", tipah terbahak panjang meliat tingkah konyol may
"wuihiiii tipah berani ngetawain may hahahhaa", komentar aku geli
" ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ  ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ ", may hanya tertawa santai sambil mencopot bulumata anti sunami tipah
"pah, gak sedih bacanya?", setengah menghiba aku bertanya ke tipah
"HaHaHaHa HaHaHaHa HaHaHaHa ", tipah menjawab dengan tertawaan panjang
"pah, gak sedih sedikitpun?", aku berharap
"HaHaHaHa HaHaHaHa HaHaHaHa ", lanjut tipah walaupun napas sudah ngos-ngosan
"terharu dong pah!? yah kan??"
"Noooooooooooooooo", tipah menggeleng dengan jawaban ala jibril

tak lama pipih pun datang terbahak lantang
"Wkwkwkwkwkwkkwk"
"Bentar, haru sebelah mananya neh? Ga nemu xixixixi", pipih bergaya membaca ulang blog ku sambil ngakak tak karuan.

seperti ingin berkomplot, cumih dan dinah datang juga dengan tertawa panjang
"wkwkwkwkwwkkskskskss ngakakakk abiss baca crita kanen.."

aku hanya tersenyum kecut, dan mengurut dada yang lapang.

ah ada amih, amih biasanya mudah tersentuh, mengharu biru dan menangis. paling tidak, aku masih punya satu harapan.
"hahahahaha", ah amih pun memulai dengan tertawaan

"mih, gak sedih sedikitpun? plis mih...", aku memegang telapak tangan amih dengan penuh harap
"Sedihhh kanen ternyata ceritana hebohhh pisan  ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ ", jawabnya dengan mengkakak nyaring

aku menghempaskan tubuh lemas.
"gue gagal... gue gagal untuk membuat mereka mengharu biru.. ini kedukaan, keluarga gue kalah sebelum bertanding", aku membeturkan kepala ke dinding, sesegukan.

dan pingsan.


******

dan tentang cara tutur aku saat mengisahkan peristiwa tragis, aik memiliki pandangan yang sepertinya ada benarnya juga. jarang sekali kan aik mendekati kebenaran?

"kuncinya cuman 1, kanen tidak mau dkasihani, sberat apapun beban.. jadi kalo cerita mengalir, tetap ada bumbu optimis dan  pengin si pndengar gak ikut terhanyut deritanya", aik menjabarkan. aku setengah mengganguk

"tapi pendengar  bisa support dengan cara lain", aik menutup pandangannya dengan senyum lebar, seraya mengusap perutnya yang kian membundar.
"jadi, kapan beng-bengnya tiba?", kali ini aik pasang muka serius

aku kabur bersijingkat, menjauh dari pandangan aik. kabuuuuuuurrrrrr!

6 comments:

  1. kaIn...*puk puk bahu kaIn*...aku menitikkan air mata kok saat membaca cerita kaIn....tapi bukan karena terharu, karena ketawa ngakak sampe nangis....*kabuuuuuuuuuur*

    ReplyDelete
  2. hahahahahahahahahahahahahah *cabut kerudung dedi**

    ReplyDelete
  3. tenang ded, dosa dtanggung pemenang deh! eh itu pajak yah hahahaha

    ReplyDelete