berbagi dengan orang lain, apalagi yang membutuhkan adalah asupan nutrisi bagi jiwa. ampuhnya bisa mengalahkan multivitamin atau apapun bagi kesegaran jiwa kita.
siapa yang memungkiri itu? rasanya tidak ada.
mungkin bila sang pembagi itu orang kaya dan berada rasanya akan menjadi hal yang begitu mudah. tapi dalam ajaran kita, berbagi bukan hanya milik sang berpunya, tapi siapapun dalam keadaan lapang maupun sempit.
"dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga yang seluas-luasnya langit dan bumi yang disediakan untuk orang orang yang bertakwa, (yaitu) orang orang yang menafkahkan hartanya, baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang orang yang menahan amarahnya dan memaafkan orang. Allah menyukai orang orang yang berbuat kebajikan." QS Ali Imran 133-134.
dan kita pun menjadi orang yang dsukai Allah. disukai manusia saja bukan kepalang bahagia rasanya, bagaimana dicinta oleh Sang Segala Maha? Subhanallah.
******
Ribi, keponakan imut ku mudah sekali tersentuh hatinya. uang yang jajan diterimanya, pasti akan jatuh ke tangan nenek-nenek pengemis dekat sekolahnya.
"kasihan bun, mungkin belum makan", itu jawaban ribi saat ita, adek ku bertanya
"ntar ribi dsayang allah kan bun"
kadang ita harus merogoh kocek lebih dalam saat ada pengamen ddalam bus kota, kalo gak, ribi bisa beraksi menghentakkan kakinya dlantai, seraya berkata.
"bunda pelit.. ih bunda pelit", dan mata nya pun berkaca-kaca
"lima ribu ajah juga...", katanya
duh jumlah 5rebu rasanya terlalu besar untuk ukuran memberi pengamen dijalanan kan?. tapi bagi ribi gak begitu. kebayang kan kalo ita sedang bawa uang receh pas-pasan hihiihi.
dan selasa kemarin, saat aku dan rini asik menunggu panggilan dari CS jamsostek. kami berceloteh seruk tentang lulusnya dio dari tes masuk pesantren modern gontor diponorogo.
"gue yang tawarin sih, kalo dio lulus minta apa", cerita rini
"tapi mimi janjiin untuk ngasih uang sejuta", wuihi jumlah yang cukup besar untuk anak yang akan memasuki smu
"alhamdulillah lulus yah dio, terus udah dkasih duitnya?", tanya ku
"langsung nen, baru aja pengumuman dia langsung epon miminya, nagih", aku dan rini tertawa berderai karenanya
"trus nen, gue kan tanya emang uangnya buat apa, io.. dan dia bilang apa coba?"
"apah?", aku penasaran
"dia mo nyumbang buat pesantren"
"hah? sumbang pesantren? semuanya?"
"iyah, semua.. katanya buat buka puasa anak-anak nanti"
"subhanallah", dan gak bisa ku tahan airmata ku jatuh
anak seusia dio, gak berpenghasilan, dan mendapatkan uang sejuta, biasanya akan mudah dpikiran anak-anak untuk membeli mainan atau keperluannya sendiri. dan dio tidak berpikir itu, dia ingin berbagi tanpa sedikitpun disisihkan untuknya.
betapa sebuah tamparan untuk kita, manusia dewasa yang berpenghasilan, yang mungkin gak hanya dari satu sumber. banyak berbagi, banyak memberi, dengan balasan dari Allah mungkin kini atau mungkin nanti.
semoga kita menjadi golongan yang disukai Allah, orang orang yang ringan berbuat dalam kebajikan. aamiin ya robb.
No comments:
Post a Comment